Ilustrasi |
DETIK. COM : Ketika zaman makin moderen, makin sedikit pula orang yang melihat zodiak
atau membaca garis tangan untuk memilih jodoh yang tepat. Ada cara baru
yang lebih ilmiah, yakni dengan melihat kecocokan struktur DNA (Deoxyribo Nucleic Acid).
Sama halnya dengan zodiak, struktur DNA juga mengungkap berbagai sifat individual seseorang. Bukan cuma kepribadian dan penampilan fisik, tetapi juga yang terpenting adalah risiko atau kerentanan orang tersebut terhadap berbagai macam penyakit.
Selama ini, struktur DNA hanya bisa diketahui lewat serangkaian tes yang biayanya tidak murah. Karena itu, tes ini dilakukan hanya untuk keperluan yang sangat penting misalnya identifikasi jenazah tidak dikenal atau menentukan orangtua kandung saat menghadapi permasalahan hukum.
Penggunaan hasil tes DNA untuk menentukan pasangan belum pernah dilakukan hingga saat ini, namun diperkirakan tidak lama lagi akan menjadi budaya baru. Tes DNA akan menggantikan ramalan jodoh ala zodiak atau ilmu perbintangan maupun pembacaan garis tangan.
Prof Armand Leroi dari Imperial College London baru-baru ini mengatakan, biaya tes DNA terus menurun dalam beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan makin turun. Tidak lama lagoi, semua orang bisa melakukan tes DNA dan bukan tidak mungkin hal itu bisa digunakan untuk sarana perjodohan.
"Ini (tes DNA) akan menjadi sangat, sangat, sangat terjangkau. Sangat-sangat segera," kata Prof Leroi dalam sambutan berjudul I human: are new scientific discoveries challenging our identity as a species yang disampaikannya saat membuka Euroscience Open Forum 2012 di Dublin, seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (15/7/2012).
Namun menurut Prof Leroi, penggunaan tes DNA dalam perjodohan tidak akan ditujukan untuk mendesain bayi super dengan mencocokkan gen-gen baik saja misalnya dari orangtua yang pintar-pintar dan rupawan. Tes DNA lebih ditujukan untuk menghindari lahirnya keturunan dengan cacat bawaan yang diturunkan.
Sebagai contoh, sebuah data di Inggris menunjukkan bahwa tiap tahun ada puluhan ribu janin digugurkan saat masih di dalam kandungan karena memiliki cacat bawaan seperti Down's syndrome dan kelainan lainnya. Dengan melihat kecocokan DNA, maka hal itu kelak akan bisa dihindari.
Sama halnya dengan zodiak, struktur DNA juga mengungkap berbagai sifat individual seseorang. Bukan cuma kepribadian dan penampilan fisik, tetapi juga yang terpenting adalah risiko atau kerentanan orang tersebut terhadap berbagai macam penyakit.
Selama ini, struktur DNA hanya bisa diketahui lewat serangkaian tes yang biayanya tidak murah. Karena itu, tes ini dilakukan hanya untuk keperluan yang sangat penting misalnya identifikasi jenazah tidak dikenal atau menentukan orangtua kandung saat menghadapi permasalahan hukum.
Penggunaan hasil tes DNA untuk menentukan pasangan belum pernah dilakukan hingga saat ini, namun diperkirakan tidak lama lagi akan menjadi budaya baru. Tes DNA akan menggantikan ramalan jodoh ala zodiak atau ilmu perbintangan maupun pembacaan garis tangan.
Prof Armand Leroi dari Imperial College London baru-baru ini mengatakan, biaya tes DNA terus menurun dalam beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan makin turun. Tidak lama lagoi, semua orang bisa melakukan tes DNA dan bukan tidak mungkin hal itu bisa digunakan untuk sarana perjodohan.
"Ini (tes DNA) akan menjadi sangat, sangat, sangat terjangkau. Sangat-sangat segera," kata Prof Leroi dalam sambutan berjudul I human: are new scientific discoveries challenging our identity as a species yang disampaikannya saat membuka Euroscience Open Forum 2012 di Dublin, seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (15/7/2012).
Namun menurut Prof Leroi, penggunaan tes DNA dalam perjodohan tidak akan ditujukan untuk mendesain bayi super dengan mencocokkan gen-gen baik saja misalnya dari orangtua yang pintar-pintar dan rupawan. Tes DNA lebih ditujukan untuk menghindari lahirnya keturunan dengan cacat bawaan yang diturunkan.
Sebagai contoh, sebuah data di Inggris menunjukkan bahwa tiap tahun ada puluhan ribu janin digugurkan saat masih di dalam kandungan karena memiliki cacat bawaan seperti Down's syndrome dan kelainan lainnya. Dengan melihat kecocokan DNA, maka hal itu kelak akan bisa dihindari.
0 komentar:
Posting Komentar